ASB Adakan Pameran Seni Bertajuk Point Of View, Dibuka 23 Desember

Diposting: 20 Dec 2022
Pamplet pameran seni bertajuk “Point Of View” di Bencoolen Mall, Jumat, 23 Desember 2022. Foto/Dok
Indo Barat - Asosiasi Seniman Bengkulu (ASB) mengadakan event pameran seni jurnal visual yang bertajuk POV “Point Of View” di Study Room Lantai 2 Bencoolen Mall, yang akan di buka pada Jum’at tanggal 23 Desember 2022.
Pameran ini akan berlangsung selama 17 hari, dari 23 Desember 2022 sampai 8 Januari 2023. dan dibuka setiap hari mulai dari pukul 9.30 Wib s/d 22.00 Wib.
Ketua Asosiasi Seniman Bengkulu Feri Van Dalis yang juga selaku ketua panitia penyelenggara mengatakan, Jurnal Visual merupakan pameran seni rupa yang di langsungkan di Kota Bengkulu, yang akan menjadi program tahunan dari Asosiasi Seniman Bengkulu.
“Alhamdulillah pada akhir tahun 2022 ini, Asosiasi Seniman Bengkulu bekerja sama dengan Bencoolen Mall bisa menggelar event pameran seni jurnal visual yang digelar di Bencoolen Mall pada 23 Desember mendatang,” ujar Feri, Selasa (20/12).
Lanjutnya, Ini adalah salah satu event pameran pertama kali yang dibuat berbeda dari pameran yang biasanya diadakan selama ini di Bengkulu. Karena, konsep dari pameran ini merupakan penggabungan dari berbagai karya seperti (Graffiti, Mural, Lukisan, Instalasi, Multimedia dan Bazaar) menjadi satu ruang untuk di pamerkan.
“Mungkin di sinilah letak perbedaan yang mana selama ini kita sering buat pameran, Pameran seni ini untuk pertama kalinya diadakan di tahun 2022 dengan mengusung konsep pameran dan pasar seni. Jurnal Visual merupakan gagasan dari Asosiasi Seniman Bengkulu atas dasar inisiatif dalam perkembangan kesenian daerah khususnya di Kota Bengkulu,” tutur Feri.
Dijelaskannya, Jurnal Visual dalam pengertiannya secara umum merupakan suatu catatan ilmiah yang berisi kumpulan artikel yang dipublikasikan maupun yang bersifat pribadi. Ide dan gagasan Jurnal Visual lahir dari keinginan dalam upaya merangkum berbagai fenomena dan peristiwa aktual di Bengkulu dalam kurun waktu setahun, yang direpresentasikan melalui karya seni.
Fenomena dan peristiwa yang terjadi memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan sosial masyarakat, bahkan pengaruh terhadap tradisi dan kebudayaan. Secara singkat, fenomena dan peristiwa tersebut berupaya dirangkum dalam sudut pandang seni rupa melalui pendekatan visual.
“Tujuan dari Jurnal Visual, tak lain adalah sebagai infrastruktur kesenian yang dapat mengakomodir aktivitas kesenian yang melibatkan berbagai seniman, baik secara individual maupun kelompok dengan latar belakang yang beragam. Serta membangun nilai apresiasi bagi masyarakat terhadap kesenian di Bengkulu,” jelas Feri.
Dengan mengusung konsep pameran yang terbuka lanjut Feri, Jurnal Visual di yakini mampu berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dan tidak hanya sekadar menjadi pameran seni yang terbatas pada kalanngan pelaku dan pemerhati seni saja.
“Di tahun pertama ini event pameran seni Jurnal Visual mengusung tema “POV: Bencoolen Society”. Tema tersebut dipilih sebagai gagasan dalam melahirkan diskursus dalam menyikapi fenomena kekinian di dunia saat ini, tak terkecuali di Bengkulu. POV merupakan akronim dalam Bahasa Inggris “Point Of View” yang dalam Bahasa Indonesia dapat dimaknai sudut pandang,” kata dia.
Kemudian lanjut Feri menjelaskan, Istilah POV akhir-akhir ini sering kita lihat dan bahkan tidak asing lagi bagi kita. Media sosial yang berkembang dengan segala teknologinya juga dalam literasinya turut malahirkan istilah-istilah baru yang terkadang cukup membuuat kita bingung. Namun dengan disadari, media sosial sendiri pun memiliki istilah-istilah yang dapat diidentifikasi sebagai identitas media sosial tertentu.
Dari sekian bahasa yang digunakan di media sosial seperti; Facebook, Instagram, Twitter hingga TikTok, semuanya pun sekilas dapat menjadi viral dan menjamur untuk dipakai oleh semua orang terutama di kalangan anak muda kekinian. Salah satu istilah yang kini kerap digunakan di TikTok adalah POV.
Sekilas jika dimaknai istilah POV dapat diartikan sebagai perspektif, sudut pandang atau pendapat. Di sisi lain POV juga merupakan suatu jenis angle dalam pengambilan gambar atau video. Inilah yang sering kita jumpai di berbagai medsos, khususnya TikTok dan Twitter.
Dalam foto atau video, POV merupakan sudut pengambilan gambar yang dibuat dengan tujuan seolah-olah agar orang lain dapat merasakan sebagai orang/pelaku dalam pembuatan gambar atau video tersebut. Sebagai contoh; postingan dengan judul ‘POV dating me’. Dengan judul postingan seperti itu, si kreator ingin mendeskripsikan bagaimana bila menjadi pacarnya melalui foto atau video yang mewakili dirinya tanpa harus bercerita panjang melalui sebuah narasi tekstual.
Dalam konteks seni rupa, POV sendiri dapat dimaknai sebagai suatu perspektif dalam memaknai suatu karya visual tanpa perlu menarasikannya dengan panjang lebar. Namun hal tersebut dapat terwujud ketika seorang pengkarya dapat memahami elemen-elemen pendukung dalam terciptanya sutau karya visual. Namun diluar hal tersebut, isu-isu kekinian dapat menjadi suatu nilai dalam representasi suatu karya visual.
Terlebih pemaknaan karya visual saat ini tidak menjadi hal yang krusial. Ditambah lagi dengan kebutuhan masyarakat saat ini yang didominasi oleh kalangan muda yang lebih mengutamakan eksistensi diri melalui postingan media sosial yang menarik.
Hal tersebut tidak dapat serta merta diartikan sebagai suatu masalah jika dilihat dalam perspektif yang luas. Karena sejatinya media sosial merupakan suatu platform bersifat dinamis yang dapat menjadi media penyampaian pesan. Melalui fenomena sosial tersebut diharapkan menjadi keuntungan bagi suatu peristiwa pameran untuk dapat disebar luaskan dan dinikmati oleh setiap kalangan.
Melalui ‘Point Of View’ pameran seni ini memiliki tujuan agar audience dapat merasakan suasana tertentu yang dapat dirasakan ketika hadir dalam pameran ini. Tentunya juga melalui sudut pandang yang berbeda-beda dari setiap orang yang hadir. Dan sebagai edukasi baik tingkat pelajar maupun masyarakat luas pada umumnya.
Bentuk kegiatan POV : Bencoolen Society merupakan kegiatan pameran mural, graffiti, instalasi, multimedia dan bazaar seni di dalam gedung. Pameran ini melibatakan beberapa seniman lokal dengan latar belakang kesenian yang beragam mewakili dari berbagai daerah Provinsi Bengkulu.
Mengingat besarnya pengaruh dan peranan penyelenggaraan pameran seni terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di harapkan mampu menumbuhkan tekad dan semangat kita semua, untuk terus meningkatkan kemajuan daerah bengkulu di masa-masa mendatang.
Pihaknya berharap mudah-mudahan dengan keseriusan dan kesungguhan dalam mengembangkan seni dan budaya melalui seni industry ekonomi kreatif seperti event pameran seni ini, dapat memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan eknomi, khususnya para pelaku seni dan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.
“Kita patut menyadari dan memahami, bahwa pendekatan yang digunakan dalam mengelola seni industri ekonomi kreatif dalam seni budaya adalah orientasi bisnis, yang mengedepankan prinsip-prinsip ekonomis,” ujar Feri.
Lanjutnya, pada zaman saat ini kita harus lebih kreatif lagi dengan terus berkarya agar dapat membuat pasar seni yang bisa mengundang pengunjung yang nantinya akan memberikan sebuah apresiasi yang menjadi tolak ukur berkesenian itu sendiri. Kita tidak usah sungkan untuk terus membuka diri dan belajar untuk mengelola dan menjalankan sebuah seni industry ekonomi kreatif dengan dorongan dari seni dan budaya daerah.
“Kalau daerah atau negara lain dapat menjadikan sumpit tradisional dalam mendatangkan uang, maka seyogyanya kita dapat melakukan hal yang lebih baik dari yang telah mereka perbuat, sepanjang kita memiliki kemauan untuk berpikir kreatif,” tutur Feri.
Dirinya menyebut, banyak sekali anak-anak muda pada saat ini yang kreatif di daerah Bengkulu, yang bisa dikemas dengan baik untuk meningkatkan pemasukan pelaku seniman itu sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya.
“Oleh karena itu, pada pameran seni yang kita buat ini, kami ingin mengajak kita semua, untuk saling bahu-membahu dalam upaya menghidupkan seni dan budaya dan meningkatkan seni industri ekonomi kreatif. Di masa mendatang kita berharap pula, agar event pameran seni seperti ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata dalam meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke Bengkulu,”tandasnya.
Editor: Alfridho Ade Permana
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
Hadiri Pelantikan KAMMI Bengkulu, Rosjonsyah: Siapkan Diri Pimpin Masa Depan
01 Feb 2025
-
Forest Guardian Bengkulu Tanam Pohon untuk Pemulihan TNKS
02 Jan 2025
-
DPRD Kaur Nyatakan Siap Mendorong Perda Masyarakat Adat
31 Dec 2024
-
Yakesma Berkolaborasi dengan Pelindo dan DLHK Tanam 450 Bibit Pohon
16 Nov 2024
-
Yayasan PPHTB Lantik Tim Kerja Selamatkan Pesisir dan Hutan Tropis Bengkulu
15 Oct 2024
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
Mobilisasi Ketua RT dan RW, Helmi Hasan Kembali Dilapor ke Bawaslu
18 Nov 2024
-
Nasabah Bank Bengkulu Kembali Menangkan Undian Tabungan Simpeda
09 Sep 2024
-
Buruan! Ada Wahana Salju di BIM
14 Jun 2024
-
Pergub tentang ASB Cegah Ketimpangan Penganggaran
28 Nov 2023
-
Pertumbuhan Aset Perbangkan Syariah Bengkulu Capai Rp 2,27 Triliun
21 Nov 2023