Tips Kepemimpinan dalam Perusahaan Menurut Ignasius Jonan

Diposting: 01 Feb 2022
Ignasius Jonan, mantan Menteri perhubungan Republik Indonesia, Foto: Dok/Instagram
Indo Barat – Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan tidak dilihat dari popularitas seseorang, peringkat, privilege, maupun jabatannya, tapi seorang pemimpin yang berhasil bisa dilihat dari bagaimana kerja kerasnya menghasilkan sesuatu dan dari tanggung jawabnya, sehingga bisa menjadi contoh dalam menggerakkan timnya. Seorang pemimpin juga harus memiliki disiplin yang tinggi untuk mempertahankan keberlangsungan kinerja perusahaannya.
“Leader harus mampu memberikan arahan yang jelas bagi timnya, sehingga menjadi teladan agar tim yang dia pimpin dapat berjalan menuju kesuksesan. Tentunya, untuk mencapai kesuksesan tersebut dibutuhkan kerja keras dan tanggung jawab dari seorang leader yang dapat menghasilkan nilai tambah dari tim yang dipimpinnya,” ungkap mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2016-2019, Ignasius Jonan, dalam acara Monthly Business Clinic (MOBIC) yang diadakan FIFGROUP pada Kamis, 20 Januari 2022 yang lalu dengan tema “Enhancing Resilient Collaboration, Strive for Sustainability.”
Menurut Jonan, pemimpin-pemimpin yang sukses harus mampu menerima perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya hingga bisa mendeskripsikan masa depan apa yang ingin diraih bersama dengan timnya. Jonan yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan periode 2014-2016, membagikan pengalaman dan keberhasilannya dalam memimpin berbagai lembaga di Indonesia.
Dia membagikan kiat-kiat mulai dari membentuk pola pikir seorang pemimpin, menetapkan strategi dalam mengembangkan perusahaan, hingga menunjukkan bagaimana peran pemimpin sebagai agen perubahan.“Seorang pemimpin yang transformatif harus bisa menerapkan 8 langkah dalam dalam melakukan transformasi bagi perusahaannya,” tutur pria yang pernah sukses memimpin PT Kereta Api Indonesia
Adapun 8 langkah yang dimaksud Jonan adalah membentuk kepekaan urgency (establishing the sense of urgency), membentuk koalisi yang kuat (forming a powerful guiding coalition), membuat sebuah visi (creating a vision), mengkomunikasikan visi yang dibuat (communicating the vision), dapat mempengaruhi tim atau orang di sekitarnya untuk berbuat sesuai dengan visi yang sudah ditetapkan (empowering others to act the vision)
Kemudian mampu mempersiapkan dan membuat tujuan jangka pendek (planning for and creating short-term wins), melakukan peningkatan dan menghasilkan sejumlah perubahan positif (consolidating improvements and producing more change), dan melakukan pendekatan yang berbeda (institutionalizing new approaches).
“Seorang leader harus bisa membawa aura positif untuk bisa maju menghasilkan kinerja-kinerja terbaik bagi timnya. Ketika tim yang dipimpin tidak mencapai goals yang telah ditetapkan, seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah menyalahkan tim, kondisi, dan sebagainya, seperti yang diungkapkan di beberapa artikel yang saya baca,” tutur dia.
Selain dari sisi pemimpin, Jonan juga berbagi mengenai pengalamannya dalam melakukan berbagai aksi untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Dalam pemaparannya, Jonan menyebutkan bahwa sebuah perusahaan perlu melakukan transformasi untuk bisa mencapai keberlangsungan bisnis di masa yang akan datang. Berbagai transformasi perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja di seluruh lini perusahaan.
“Sebuah perusahaan yang sustain harus mampu melakukan transformasi untuk memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh custumer-nya. Jeff Bezos mengatakan, sebuah perusahaan yang memiliki fokus terhadap kompetitor akan melakukan transformasi dengan cara menunggu kompetitor melakukan sesuatu,” tutur pria yang saat ini menjabat sebagai komisaris pada suatu perusahaan Fast Moving Customer Good (FMCG) ternama.
Lebih lanjut, Jonan menambahkan sebuah perusahaan perlu berfokus pada customer maka berbagai gerakan transformasi yang dilakukan akan menjadikan perusahaan tersebut sebagai pioneer dalam memberikan gebrakan baru.
Editor: Iman SP Noya