Green Sumatra: Soal Musibah Banjir di Kota Bengkulu Jangan Dipolitisir

Green Sumatra: Soal Musibah Banjir di Kota Bengkulu Jangan Dipolitisir

Gambar

Diposting: 18 Dec 2018

InteraktifNews – Aktifis Green Sumatra, Syaiful Anwar menimpali tudingan salah satu LSM yang secara sepihak menyudutkan instansi tertentu atas musibah banjir yang menimpa warga Kota Bengkulu. Menurutnya banjir satu minggu terakhir yang terjadi di beberapa titik wilayah Kota Bengkulu harus dipahami secara komprehensif. Fenomena banjir adalah tanggungjawab bersama sehingga tidak boleh kesalahan dialamatkan pada satu pihak apalagi bernada tedensius.  



“baiknya statmen seperti itu tidak muncul dari seorang aktifis LSM, apalagi ujung-ujungnya minta Kepala Dinas diganti, ini jelas tidak objektif, lihat dulu fakta-fakta di lapangan terutama sebab musabab terjadinya banjir itu, baiknya kalau ngomong by data jangan asbun” Kata Syaiful Anwar



Banjir tahunan di Kota Bengkulu memang terjadi di setiap musim hujan namun titik banjir bisa di-mapping. Paling parah terjadi di kelurah Tanjung Jaya dan terjadi hampir setiap tahun. Banjir Tanjung Jaya memang menjadi pusat perhatian dari berbagai pihak termasuk pada momentum Pilgub 2016 lalu, bahkan mantan Gubernur Ridwan Mukti pernah berjanji Tanjung Jaya tidak akan banjir lagi apabila dia memimpin. 



“Kalau Tanjung Jaya, itu lokasi banjir tahunan yang kemudian berimplikasi ke daerah sekitar termasuk Sawah Lebar, Surabaya dan sekitarnya, itu kajiannya jauh sekali pemprov, pemkab, dan pemerintah pusat juga harus bertanggunjawab. Kota Bengkulu hanya kebagian limpahan air yang dikirim dari hulu sungai. Silahkan cek di hulu sungai Muara Bangkahulu terjadi pembalakan besar-besaran yang berakibat berubahnya fungsi hutan, banyak aktifitas pertambangan batu bara dan perkebunan skala besar yang mengakibatkan serapan air minim, lantas apa kita harus tutup mata dengan fakta-fakta ini” Kata Syaiful



Dari data Green Sumatra setidaknya ada 7 perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Bengkulu Tengah dan ada 3 sampai 4 perusahaan yang bersentuhan langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Muara Bangkahulu. Kondisi inilah yang diyakini menjadi penyebab utama terjadinya banjir kiriman yang berdampak pada warga Kota Bengkulu. 



“mau hujan atau tidak air sungai Muara Bangkahulu selalu keruh, itu penanda, ada yang salah di hulu sungai, saya tidak menuduh tapi silahkan simpulkan sendiri, titik terparah banjir Kota Bengkulu ada di Tanjung Jaya, Surabaya dan itu Muara Sungai Air Muara Bangkahulu, artinya ini masalah bersama jadi jangan saling tuding mari sama-sama kita berikan solusi. Pak Helmi tahun 2017 lalu sudah merencanakan pembangunan waduk untuk antisipasi banjir-banjir kiriman seperti ini tapi memang butuh dana sangat besar, bisa diangka 200 milyar” Ungkap Syaiful



Namun, menurut Syaiful untuk aktifitas banjir di sekitaran Padang Jati, Penuruanan, Lingkar Barat, Bumi Ayu dan lain-lain bisa dikategorikan sebagai banjir insedentil akibat pengaruh curah hujan tinggi. Begitu juga di lokasi-lokasi perumahan yang bermasalah dengan drainase. Menurutnya pihak Pemkot harus segera memberikan solusi agar banjir yang disebabkan siring mampet atau drainase yang tidak produktif tidak terjadi lagi



“kalau pada titik-titik itu saya sangat menyarankan ada solusi sesegera mungkin, karena itu murni masalah drainase mampet, termasuk perizinan lokasi perumahan harus diperketat sesuai  RTRW, tapi jangan semua masalah digeneralisir yang kemudian berujung politis, ujung-ujungnya kan minta ganti Kepala Dinas, jangan melucu ditengah musibah” Sindir Syaiful 



Sebelumnya salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) meminta Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan memanggil Kepala Dinas PUPR untuk mempertangung jawabkan musibah banjir di Kota Bengkulu. Menurut LSM tersebut musibah banjir di Kota Bengkulu diakibatkan kesalahan manusia karena tidak terencannya pembangunan. Bahkan LSM tersebut meminta Wali Kota Helmi mengganti Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu.



“jangan cari-cari momentum untuk memuaskan hasrat politik, mari perbanyak tabayun agar pandangan kita jernih, kalau satu kesalahan terus di-zoom in yang kemudian mengabaikan karya dan prestasi seseorang yang justru lebih banyak, saya kira itu sangat naïf. Banyak karya PUPR yang patut kita apresiasi seperti program jalan mulus walaupun diinisiasi Pak Helmi Hasan namun, itu semua PUPR yang kerjakan dan hari ini kita semua turut menikmati karya mereka” Tutup Syaiful 



Reporter : Alfridho Ade Permana 

Editor : Freddy Watania