Deki Hadiwibawa Sosok Bankir Muda Berbakat
Diposting: 05 Apr 2018
“Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS)”
Kutipan disalin dari situs resmi Bank BNI Syariah, tempat seorang pemuda bernama lengkap Deki Hadiwibawa saat ini berkarir. Berusia 30 tahun, penampilan Deki Hadiwibawa memang tidak jauh berbeda dengan pemuda seumurannya. Tapi, siapa yang menyangka jika pria kelahiran Nanjungan, 27 Mei 1987 ini adalah seorang Bankir yang kini menjabat sebagai Pimpinan BNI Syariah Seluma.
Ya, kamu yang baru pertama kali mendengar nama Deki Hadiwibawa pasti akan langsung terkagum-kagum dengan pria yang memiliki senyum manis ini. Di usianya yang terbilang masih sangat muda itu Pak Deki, biasanya disapa, telah menjadi seorang Bankir sukses dengan memimpin perbankan syariah nasional.
Segudang pertanyaan pun muncul, darimana Deki memiliki karir secemeralng itu, apakah ia berasal dari keluarga yang kaya raya sehingga di usianya yang sekarang ini ia sudah menjadi bankir yang sukses? “bapak saya cuma seorang petani, ibu saya hanya ibu rumah tangga. Latar belakang keluarga saya sama sekali tidak ada histori yang berkaiatan dengan dunia perbankan, Jadi, nggak ada satupun keluarga saya yang terjun ke dunia perbankan sebelumnya," ujar Deki, saat media ini berkesempatan menyambanginya di Kantor BNI Syariah Seluma.
Lalu bagaimana Deki bisa menjadi bankir? Pertanyaan ini pastinya juga akan ditanyakan oleh semua orang yang penasaran dengan kesuksesan yang telah diraih Deki saat ini. Mantan aktifis kampus ini pun menjawab dengan nada santai, "Waktu kecil saya kagum dengan orang-orang yang berpakaian rapi, berdasi” ujarnya bercanda.
Kesuksesan yang ia dapat saat ini memang tidak turun dari langit begitu saja, butuh proses dan perjalanan yang panjang. Bahkan untuk mencapai karir pada posisi pimpinan Bank nasional Deki sudah merasakan karir dari paling bawah, mulai peran sebagai sales telah dijalanai, Acount Officer dan Finanace Officer di Bank Mega Syariah sudah pernah ia rasakan, terakhir pindah tempat kerja sebagai Penyelia Pemasaran di BNI Syariah hingga saat ini dipercaya menjadi Pimpinan Bank BNI Syariah Seluma.
Simak wawancara lengkapnya dengan reporter Indo Barat, Iman Sobri Pulungan Noya
Mantan Aktifis Kampus
Sama seperti mahasiswa kebanyakan, Deki Hadiwibawa adalah mahasiswa yang sangat bandel, “darah muda” ujarnya. Namun, disela kenakalan remajanya, Deki tercatat sebagai aktifis kampus yang sangat kritis, karir aktifisnya diawali menjadi Komti (Komando Tingkat, sejenis ketua kelas ketika di pendidikan dasar-red) di kelas Jurusan Kewarganegaraan. Aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, menjabat sebagai Koordinator Bidang Aksi Dan Propaganda, amanah itulah kemudian banyak menempahnya sebagai aktifis yang mempunyai keterampilan retorika yang sangat mumpuni.
Anda sering ikut demo ?
Mungkin sebagian orang tidak menyangka kalau saya ini mantan pendemo di kampus karena saya berkarir di dunia perbankan. Saya lebih bainyak dikenal sebagai orang yang berkarir di perusahaan perbankan yang sangat jarang ditekuni. Nampaknya itu berbeda dengan saya, kalau soal aksi demo, itu sudah jadi makanan sehari-hari waktu di kampus, ujar Deki sambil berseloroh.
Anda Jurusan ekonomi ?
Bukan, sebagian orang mungkin mengira begitu, saya sama sekali tidak punya basis akdemik bidang perekonomian atau akuntansi. Saya ini guru, mendaftar di kampus UMB Tahun 2006 dan mengambil jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, FKIP. Saya bukan orang ekonomi tapi itulah nilai plus ketika kita dididik di dunia aktifis kampus, harus multitalenta, saya belajar ilmu ekonomi karena perihatin dengan keadaan perekonomian bangsa saat itu.
Jadi anda banting setir ?
Saya kira begitu, tapi begini saya mengawali karir di dunia perbankan dari posisi paling bawah, saya jualan produk perbankaan keliling pelosok desa, waktu itu saya berkerja di salah satu bank swasta, dengan target penjulan kredit yang sangat tinggi. Awalanya saya pikir tidak mungkin namun, itu semuanya saya lalui dengan senyum dan menikmati pekerjaan, jadilah begini sekarang.
Waktu menjadi aktifis kampus apa motivasi anda ?
Tanggungjawab moral, mahasiswa sebagai kelas strata sosial tertingi harus peka terhadap lingkungan sekitar. Dalam banyak teori yang saya pelajari mahasiswa di identifikasi sebagai agent of change dan agent of social control, jadi pemahaman teori itu harus disertai dengan karya nyata, ya itu terjun langsung ke masyarakat, bisa saja demontrasi atas kebijakan peguasa yang tidak berpihak pada rakyat atau masalah bangsa lainya yang perlu disikapi serius. Motivasi saya itu, tangungjawab moral sebagai anak bangsa.
Apa yang paling berkesan sewaktu menjadi aktifis ?
Waktu itu saya dan teman-teman pengurus BEM UMB menghadiri undangan Temu BEM Se-Indonesia, di IPB, Bogor, kebutalan saya salah seorang delegasi dari kampus. Isu yang disikapi terkait maraknya privatisasi aset negara, Indosat, Blok Cepu, Free Port Indonesia, menurut saya itu yang paling berkesan secara nasional. Namun untuk skala lokal, kami pernah berdemo terkait dua tahun setengah kepemimpinan Gubernur Bengkulu, Agusrin M Najamudin yang sebelumnya berjanji akan mundur apabila tidak mampu membuat Bengkulu berubah. 3000 lebih mahasiswa seluruh kampus menagih janji itu, kami melakukan aksi demontrasi di depan DPRD Provinsi Bengkulu dari pagi sampai sore, sayang tuntutan ribuan mahasiswa untuk meminta Agusrin mundur tidak terwujud.
Kalau anda diminta untuk kembali turun ke jalan, apakah anda masih siap ?
Itu masa lalu, saya pikir masih banyak adek-adek mahasiswa yang lebih berkompten untuk menyikapi isu bangsa saat ini. Namun, begini kalaulah memang isu itu mengancam keberlanjutan kehidupan berbangsa dan adek-adek di kampus diam, saya pikir siapa pun akan turun ke jalan begitu juga saya yang notabene masih mengalir darah aktifisnya. Tentu kita tidak berharap itu tidak terjadi, saya yakin adek-adek mahasiswa sekarang lebih kritis dari masa kami dulu.
Fokus pada Karir
Memutuskan untuk berkarir di dunia perbakan bukanlah perkara mudah, stigma karyawan bank yang identik dengan disiplin,smart,dan tekanan tentunya menjadi catatan tersendiri bagi Deki. Namun, waktu nampaknya telah menjawab, karir yang diawalinya dari bawah telah menghantarkan ke puncak karir sebagai pimpinan.
Bagaimana ceritanya anda bisa berkarir di Bank ?
Selesai dari kampus tahun 2010, saya kembali ke kampung halaman di Desa Nanjungan, Kecamatan Pino Raya, Bengkulu Selatan. Waktu itu mencari pekerjaan sangat sulit apalagi dapat kerja di Bank, yang dianggap orang sebagai perusahaan yang paling bonafit. Ceritanya begini, saya dapat informasi dari teman sekampus kalau ada lowongan kerja di salah satu bank swasta yang baru membuka cabang di Manna, saya cek di media massa, ternyata info itu benar. Saat itu dibutuhkan tenaga pemasaran, langsung saya lengkapi persyaratan dan mendaftarkan diri sesuai dengan petunjuk di koran. Alhamdulilah saya langsung diterima.
Mengapa anda pindah bank ?
Waktu itu saya dan teman-teman karyawan yang lain sedang memiliki motivasi kerja tinggi namun mendapat kabar kalau pihak Bank Swasta tersebut akan menutup kantor cabangnya di Manna. Akhirnya saya memutusakan untuk resign. Bermodalkan perkenalan teman-teman yang berkerja di berbagai Bank, saya memutuskan untuk mencoba karir di Bank BNI Syariah. Alahamduliah lagi saya langsung mendapat panggilan, saya ditugasi oleh pihak BNI Syariah sebagai Penyelia Pemasaran.
Apa yang menjadi harapan anda pada posisi karir saat ini ?
Saya akan tetap fokus pada karir, memimpin sebuah perusahaan perbankan nasional sebenarnya bukanlah perkara mudah namun, semua itu dapat saya lewati. Saya didukung oleh karyawan-karyawan saya yang handal dan tentunya yang paling penting doa keluarga yang luar biasa. Saya pikir perkembangan dunia perbankan syariah sangat menjanjikan, bukan berarti saya tidak percaya pola konvensional tapi pola perbankan syariah menurut saya lebih adil dan sangat baik untuk pembangunan perekonomian masyarakat.
Sebagai Bankir, apa saja manfaat yang perbankan bagi masyarakat terutama di tingkat daerah ?
Banyak sekali, perbankan sudah menjadi ikon utama permodalan usaha rakyat. Mayoritas masyarakat sudah tidak kaku lagi untuk bermitra dengan perbankan berbeda dengan dulu, bank hanya dimafaatkan oleh pengusaha besar tapi sekarang prepektifnya sudah sangat berbeda. Rata-rata produk perbankan modern sudah berorientasi kepada pembiayaan usaha kecil menengah. Saya pikir ini sebuah pergeseran positif, layanan perbankan berdampak langsung pada pembangunan ekonomi masyarakat bawah.
Keluarga dan harapan masa depan
Keluarag adalah rumah kembali, ungkapan ini adalah pegangan teguh pria yang dikenal ramah ini. Menjalani karir sebagai seorang Bankir sangatlah menyita waktu. Banyak waktu tersita demi karir dan mau tidak mau mengorbankan untuk anak isteri atau waktu untuk berbakti pada orang tua yang sedang menjalani hari tua. Pandai mengatur waktu adalah kunci sehingga menghasilkan keseimbangan antara waktu untuk keluarga dan karir.
Siapa yang paling berpengaruh dalam hidup anda ?
Keluarga adalah segalanya, tidak ada kesuksesan tanpa dukungan keluarga. Saya telah dikaruniai dua orang anak yang cantik dari seorang isteri yang setia. Saya menikah tahun 2012, saya mengawali bahtera rumah tangga tanpa memiliki apa-apa namun saya sangat berterimkasih dengan isteri dan kedua orang tua yang telah memberikan dukungan untuk karir saya. Itu tidaklah ternilai dengan materi, isteri saya telah mengabdikan diri untuk karir saya, selalu menyambut saya dengan senyuman sewaktu pulang. Beruntung sekali saya memiliki pendamping hidup yang sangat sepesial, terimakasih untuk isteri saya, Rena.
Bagaimana anda mengatur waktu antara keluarga dan karir ?
Semua orang memiliki dilema ini, antara waktu untuk keluarga dan dilain pihak kita butuh kerja untuk menyambung kehidupan. Saya ingin merubah cara pandang, menurut saya ketika kita sedang menggunakan waktu untuk karir pada hakekatnya kita sedang menghabiskan waktu untuk keluarga karena membangun keluarga menurut saya dengan kasih sayang yaitu memberikan kebahagian untuk mereka. Jadi dilema itu tidak dapat dijawab dengan bentuk angka presentase tapi dapat dibuktikan ketika karir kita sukses dan dilain pihak keluarga kita tetap sakinah, mawadah, warahmah,
Apa harapan anda di masa depan?
Kalau soal karir saya berharap akan lebih sukses lagi terutama karir di dunia perbankan, saya masih punya banyak waktu untuk itu karena masih dalam katagori usia muda. Peluang untuk menjadi lebih sukses saya pikir masih terbuka lebar. Namun, dibalik itu saya sangat mensyukuri apa yang ada dengan diri saya saat ini, ini anugrah yang sangat luar biasa yang mungkin tidak dapat dinikmati oleh semua orang.
Anda mantan aktifis yang tentuntya dekat dengan isu politik, apakah ada cita-cita untuk melepas karir dan terjun ke dunia politik ?
Untuk saat ini saya pikir belum terlintas di benak saya namun, perjalanan hidup tidak ada yang tahu. Kalaulah berbicara hati nurani sering terlintas dipikiran saya untuk kembali ke habitat, berkarir di dunia politik. Selain sarana menyalurkan libido aktifis menjadi praktisi politik juga sangat bermanfaat untuk masyarakat. Jadi tidak ada jalan yang tertutup kalau dikehendaki masyarakat dan waktunya tiba semuanya akan terjadi.
Dipenutup wawancara media ini berkesempatan untuk meminta biodata lengkap Deki Hadiwibawa, sang bankir muda berbakat yang penuh senyuman. Berikut biodata lengkapnya.
Nama Lengkap : Deki Hadiwibawa
Tempat Tanggal Lahir : Lampung, 17 Mei 1987
Jabatan : Pimpinan PT. BNI Syariah Seluma
Pendidikan
SD Negeri Nanjungan1994-2000
SMP Negeri 01 Pino Raya 2000-2003
SLTA Negeri 01 Pino Raya 2003-2006
UMB, FKIP, Kewarganegaraa 2006-2010
Reporter : Iman SObri Pulungan Noya
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
Bangga! Pertama Kalinya Pemuda Indonesia Raih Penghargaan Internasional dari Kerajaan Bahrain
07 Jan 2025
-
Sang Maestro Politik yang Menawarkan Gagasan
10 Sep 2024
-
Teddy-Gustianto, Duet Sang Intelektual dan Politisi Senior untuk Seluma Emas
06 Sep 2024
-
Tembus Seleksi Paskibraka Tingkat Nasional, Teddy Wijakso Terinspirasi Sang Kakak
29 May 2024
-
Sang Bankir yang Rocker dan Cinta Bola untuk Lebong Masa Depan
30 Mar 2024