Kemarau, BPBD Rilis Data Dampak Bencana Krisis Air Bersih
Featured Image

Kemarau, BPBD Rilis Data Dampak Bencana Krisis Air Bersih

Diposting pada September 16, 2019 oleh Penulis Tidak Diketahui

BENGKULU SELATAN,BI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan merilis data kecamatan dan desa yang terdampak bencana kekeringan atau krisis air bersih di Bengkulu Selatan pada musim kemarau ini.

Kepala Pelaksana BPBD Bengkulu Selatan, Yarusdi didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik, Arif Antony mengatakan, berdasarkan data pihaknya ada 6 kecamatan yang terdampak bencana krisis air bersih.

Meliputi, Kecamatan Pino Raya yakni Desa Nanjungan, Selali, Tungkal I dan II, Kemang Manis, Pasar Pino, Bandung Ayundan Padang Beriang.

Kemudian untuk Kecamatan Pino yakni Desa Ulak Lebar, Padang Lebar, Tanjung Eran, Puding dan Kelurahan Masat. Selanjutnya, Kecamatan Bunga Mas yakni Desa Tanjung Aur, Kuripan, Padang Nibung dan Tanjung Tebat. Lalu Kecamatan Kedurang Ilir yakni di Desa Trans Sulau dan Desa Sukajaya.

Lalu Kecamatan Kota Manna yakni di Desa Tebat Kubu, Gelumbang, Padang Berangin, Padang Niur, Kelurahan Gunung Ayu dan Kelurahan Ibul. Terakhir Kecamatan Ulu Manna yakni Desa Batu Panco dan Desa Batu Kuning.

“Itu untuk data sementara bisa saja bertambah karena musim kemarau ini diprediksi pihak BMKG sampai tiga bulan kedepan,” ujar Arif, Sabtu (14/09/2019).

Ditambahkan dia, dampak bencana kekeringan sampai saat ini baru sebatas kurangnya air untuk konsumsi rumah tangga saja. Untuk dampak lainnya seperti keringnya lahan pertanian bahkan kebakaran lahan belum ada.

“Kalau ada saya minta warga atau pihak desa dan kecamatan segera melaporkan,” imbaunya.

Disamping itu pihaknya sudah menjadwalkan penyaluran air di tiap kecamatan yang terdampak bencana secara rutin. “Kami sudah jadwalkan untuk penyaluran air bersih. Masyarakat diharap tidak perlu khawatir karena kami akan maksimal dalam penanggulangan bencana ini,” katanya.

Dia juga berharap pihak PDAM dan PBK turut serta dalam penyaluran air. Sebab saat ini BPBD kekurangan kendaraan tangki air untuk penyaluran air.

Lebih lanjut, kata dia pihak kecamatan mensurvey di wilayah kekuasaan masing – masing yang punya sumber air bersih yang biasa digunakan masyarakat untuk dikonsumsi. Agar bisa di mobilisasi ke masyarakat wilayah terdampak bencana krisis aor bersih.

Dia mengimbau masyarakat jangan melakukan pembakaran liar didekat lahan – lahan hutan atau sawah karena membakar resiko menyebarnya api lebih tinggi.

“Untuk air konsumsi manusia saja saat ini sulit. Apalagi untuk memadamkan api. Kami juga minta aparat dari Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kecamatan mendampingi BPBD saat penyaluran air untuk menjaga kondusifitas selama penyaluran air.” pungkasnya. (Mc)