Lestarikan atau Tinggalkan
Featured Image

Lestarikan atau Tinggalkan

Diposting pada June 19, 2019 oleh Penulis Tidak Diketahui

Parade Budaya Surabaya

Di era globalisasi seperti ini banyak budaya baru masuk dan mulai menggeser kebudayaan lama yang sudah ada. Fenomena tersebut sudah terjadi beberapa tahun belakangan di hampir seluruh belahan dunia. Keberagaman budaya Indonesia seakan tersisihkan ketika modernisasi mulai masuk.  Hal ini pasti menimbulkan reaksi dan dampak yang didapatkan disetiap daerah pun berbeda-beda. Contohnya dikota, dampak dan reaksi yang disebabkan oleh masuknya budaya asing ke Indonesia berbeda dengan di daerah pelosok desa, yang cenderung sulit menerima budaya baru karena budaya asli daerah setempat yang masih sangat kental.

Surabaya, kota dengan beragam budaya yang memiliki ciri khas ini sangat kental mewarnai kehidupan pergaulan sehari-hari. Sikap pergaulan yang sangat terbuka, berterus terang, kritik dan mengkritik merupakan sikap hidup yang dapat ditemui sehari-hari. Bahkan kesenian tradisonal dan makanan khasnya mencerminkan keberagaman budaya Surabaya.

Surabaya merupakan kota dengan beragam etnis yang kaya akan budaya. Ragam etnis bermigrasi ke Surabaya. Hidup bersama serta membaur dengan penduduk asli membentuk keberagaman budaya yang kemudian menjadi ciri khas kota Surabaya. Salah satu budaya Surabaya yang terkenal antara lain Ludruk.  Ludruk adalah kesenian rakyat asli Jawa Timur. Kesenian rakyat yang berasal dari Jombang ini, menjadi maskot budaya khas Surabaya, terutama tarian Ngremo – nya.

 Ada lagi budaya Surabaya yang khas, dialek Arekan atau lebih sering dikenal sebagai bahasa Arekan (Bahasa Jawa : boso Arekan) atau bahasa Suroboyoan adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Surabaya dan sekitarnya, dapat dikatakan sebagai bahasa paling kasar. Meskipun demikian, bahasa dengan tingkatan yang lebih halus masih dipakai oleh beberapa orang Surabaya, sebagai bentuk penghormatan atas orang lain. Namun penggunaan bahasa Jawa halus (madya sampai krama) di kalangan orang-orang Surabaya kebanyakan tidaklah sehalus di Jawa Tengah terutama Yogyakarta dan Surakarta.

1

Pengenalan budaya di Surabaya merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk melestarikan budaya kota Surabaya. Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya melalui situsweb resminya, www.surabaya.go.id, meluncurkan kalender event. Dalam kalender ini, berisi aneka ragam acara yang di selenggarakan oleh Pemkot Kota Pahlawan ini, mulai dari festival hingga pertunjukan kesenian sebagai rangkaian acara hari jadi Surabaya.

Acara-acara yang diadakan oleh Pemkot Surabaya tahun ini kebanyakan bertema sosial dan budaya. Tempat digelarnya acara pun tersebar di berbagai tempat di Surabaya, yang dapat menjadi pilihan menarik untuk menghabiskan waktu bersama teman, pasangan, kerabat, dan atau keluarga.

Surabaya Travel Fair, Festival Rujak Uleg, dan Surabaya Vaganza adalah salah satu acara festival yang telah dilaksanakan dan mendapat reaksi yang luar biasa dari masyarakat Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya rutin mengadakan pameran kebudayaan dimana tarian daerah menjadi suguhan utama dalam acara tersebut.
Lalu ada juga pemilihan Cak dan Ning Surabaya, yaitu duta budaya kota Surabaya yang bertugas membantu pemerintah Surabaya untuk mempromosikan kota Surabaya. Tak kalah dengan Cak dan Ning Surabaya, sekarang generasi muda Surabaya sudah sadar akan kelestarian budaya.

Hal ini dapat dilihat dari antusias generasi muda untuk ikut andil dalam festival yang di selenggarakan pemerintah Surabaya. Di antara mereka ada yang ikut ambil peran menarikan tarian daerah, memperagakan busana saat festival diadakan dan juga ikut menjadi staf yang mengatur serangkaian acara yang ada.

Rasa bangga terpancar dalam raut wajah mereka. Peran Pemerintah kota Surabaya yang gencar melestarikan budaya sepertinya sudah menunjukkan hasilnya. Generasi muda hadir dalam acara dengan antusias dan membagikan momen karnaval melalui media sosial mereka. 

Memang sebagai generasi muda hendaknya kita tetap sadar akan budaya yang ada di sekitar kita. Sikap melestarikan budaya perlu kita tanamkan pada diri untuk memajukan budaya yang ada. Jangan sampai budaya itu hilang tergerus waktu tetap lestarikan budaya agar kota kita tak kehilangan identitansnya.

Oleh: Debrinata Rizky Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Kategori: Feature