Aktivis HAM di Bengkulu Gelar Aksi September Hitam
Featured Image

Aktivis HAM di Bengkulu Gelar Aksi September Hitam

Diposting pada September 11, 2022 oleh Penulis Tidak Diketahui

Aksi September Hitam oleh Aktivis HAM Bengkulu, Sabtu, 10 September 2022, Foto: Dok

Indo Barat – Aktivis HAM yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bengkulu Peduli HAM menggelar Aksi September Hitam di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Sabtu, (10/9/22) kemaren.

Aksi ini untuk mengingatkan atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang terjadi di Indonesia .

Peserta aksi nampak mengenakan pakaian serba hitam. Mereka  menggelar orasi dan memegang poster bertuliskan menolak lupa terhadap pengusutan kasus HAM yang belum terselesaikan.

“Kami dari aliansi masyarakat Bengkulu peduli HAM, di sini kami menggelar aksi diam dan orasi, bentuk dari solidaritas terkait dengan kasus HAM yang belum tuntas sampai saat ini,” sampai Jodi Hasafian selaku Korlap Aksi Diam

Nama aksi September Hitam dipilih lantaran pada bulan September banyak terjadi pelanggaran HAM di tingkat nasional ataupun itu di tingkat lokal.

“Untuk tingkat nasional kita menolak lupa terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi seperti tragedi 1965, tragedi Tanjung Priok, Semanggi II hingga pembunuhan munir,” jelas Jodi.

Untuk tingkat lokal pihaknya mengungkit tindakan refresif aparat hukum kepada mahasiswa yang lakukan aksi tolak kenaikan BBM beberapa hari yang lalu.

“Kami dari aliansi masyarakat Bengkulu peduli HAM, mengutuk keras berbagai bentuk refresifitas aparat penegak hukum khususnya kepolisian terhadap mahasiswa yang lakukan aksi beberapa waktu terakhir,” kata Jodi.

Aksi kemudian berlanjut hingga malam di Tugu Thomas Parr, Kampung China dan diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya; mimbar bebas, musikalisasi, mural dan teaterikal.

“Kita sepakat mendesak pemerintah segera tuntaskan pelanggaran HAM di nasional ataupun tingkat lokal dan mendesak Kejagung menetapkan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM Berat,” kata salah seorang peserta aksi bernama Muhapri Razin Lutfi.

Editor: Deni Aliansyah Putra

Kategori: Humaniora