Anak-Anak Rohingya Diperdagangkan Untuk Seks (Part 1)
Featured Image

Anak-Anak Rohingya Diperdagangkan Untuk Seks (Part 1)

Diposting pada March 23, 2018 oleh Penulis Tidak Diketahui

Indo Barat-Gadis belia diperdagangkan ke prostitusi pada  kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. Orang asing dapat dengan mudah berseksria pada anak-anak yang baru usai  meninggalkan konlik di Myanmar, kini menghadapi ancaman baru.

Hasil investigasi report BBC News, kondisi tragis dialami gadis AW (14)yang sempat melarikan diri dari Myanmar, setelah keluarganya terbunuh, dia mencari bantuan di jalan menuju Bangladesh.

“Wanita datang dengan van. Mereka bertanya padaku, apakah aku akan pergi bersama mereka”. Usai menerima bantuan, AW dikelompokkan ke dalam mobil, dengan janji perjalanan yang aman menuju kehidupan baru. Sebagai gantinya dia dibawa ke kota terdekat, Cox’s Bazar.

“Tidak lama setelah itu mereka membawa dua anak laki-laki kepada saya. Mereka menunjukkan saya sebuah pisau dan meninju saya di perut saya dan memukuli saya. karena saya tidak bekerja sama. Kemudian anak-anak itu memperkosa saya. Saya tidak mau berhubungan seks tetapi mereka terus berjalan, ” cerita AW pilu.

Kisah perdagangan di kamp-kamp pengungsian itu kerap banyak terjadi. Perempuan dan anak-anak merupakan korban utama, karena terpikat keluar dari kamp dan bekerja sebagai penjaja seks.

Menurut Tim BBC bersama Yayasan Sentinel, kelompok nirlaba yang didirikan untuk melatih dan membantu lembaga penegak hukum memerangi eksploitasi anak, menuju ke Bangladesh untuk menyelidiki jaringan di balik perdagangan anak ini mendapatkan informasi. Banyak anak-anak dan orang tua mengatakan lkalau mereka ditawari pekerjaan di luar negeri dan di ibukota Dhaka sebagai pembantu rumah tangga, sebagai staf hotel dan pekerja dapur.

Kekacauan yang ada kamp-kamp penampungan menawarkan peluang besar untuk membawa anak-anak  dalam industri seks. Menawarkan kesempatan hidup yang lebih baik kepada keluarga yang putus asa, adalah taktik kejam yang dilakukan oleh para pedagang manusia.

Salah seorang gadis belia MA (14), yang sekarang dibantu oleh badan amal setempat, menggambarkan bagaimana dirinya  diperdagangkan. Dirinya  tahu apa yang akan terjadi padanya. Wanita yang menawari dia pekerjaan, semua orang tahu dia membuat orang berhubungan seks. Dia adalah seorang Rohingya disini untuk waktu yang lama. Kami mengenalnya. 

“Tapi saya tidak punya pilihan. Tidak ada apa-apa untukku disini. Keluarga saya telah hilang. Saya tidak punya uang. Saya diperkosa di Myanmar. Saya dulu bermain di hutan bersama saudara laki-laki dan perempuan saya. Sekarang saya tidak ingat cara bermain,” cerita MA.

Bila melihat beberapa orang tua tapak menangis, karena takut tidak pernah mendengar kabar dari anak-anak mereka lagi. Ada yang tersenyum pada prospek kehidupan yang membaik, meski tidak pernah mendengar kabar dari orang yang mereka cintai. “Di mana saja lebih baik, daripada kehidupan diluar kamp,” kata seorang ibu.

(Disarikan oleh Benny Hakim Benardie)

Kategori: Humaniora