Diduga Kelalaian Medis RSUD Tais, Kaki Warga Seluma Ini Terancam Diamputasi
Featured Image

Diduga Kelalaian Medis RSUD Tais, Kaki Warga Seluma Ini Terancam Diamputasi

Diposting pada February 24, 2023 oleh Penulis Tidak Diketahui

Jeksan (28) warga Desa Sukarami, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, Bengkulu saat diwawancarai. Jumat, 24 Februari 2024. Foto/Dok: Deni Aliansyah Putra

Indo Barat – Pria lajang bernama Jeksan (28) warga Desa Sukarami Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma, Bengkulu bernasib malang lantaran kaki kirinya terancam diamputasi akibat luka yang dideritanya.

Jeksan yang sering di sapa jek ini mengalami kecelakaan kerja pada Kamis (16/2/23) siang lalu sekira pukul 11.00 Wib. kaki kirinya terkena pisau mesin rumput saat membersihkan lahan sawah milik kerabatnya sendiri.

Dalam upaya pertolongan pertama, Jeksan sempat dibawa keluarganya ke RSUD Tais pada Kamis (16/2/23) sore, untuk dilakukan penanganan medis terhadap luka yang dideritanya.

Saat sesampainya di ruangan IGD RSUD Tais, perawat beserta Dokter melakukan pemeriksaan dan hasilnya ada patah tulang kecil sehingga luka yang dialami Jeksan harus di perban memakai bidai 3 bilah papan, Namun pihak rumah sakit mengabaikan tindakan medis untuk menangani lukanya.

Jeksan sempat menginap diruangan rawat inap RSUD Tais dengan keadaan kakinya di perban, namun keadaan luka yang dialaminya semakin memburuk dan kakinya membengkak.

Sewaktu diruangan rawat inap, ia sudah merasakan dampak dari perban bidai itu. hingga merintih kesakitan sehingga sempat mengusulkan untuk melepaskan perbannya.

“Waktu di rawat itu, saya sudah mengusulkan dengan perawat RSUD Tais untuk bisa melepaskan perbannya, namun perawat tersebut masih menunggu perintah dokter spesialis, padahal saya sudah merasakan sakit, rasa ingin pingsan,” kata Jeksan sambil terbata-bata merintih kesakitan, Jumat,(24/2/2023).

Sementara itu, melihat kondisi Jeksan tidak membaik, keluarganya berinisiatif membawa ia ke Rumah Sakit Rafflesia Kota Bengkulu. sebagai upaya untuk dilakukan perawatan medis secara lebih intensif lagi.

Sesampai di rumah Sakit Rafflesia Bengkulu, Dokter mengatakan, kenapa pasien (Jeksan) sangat lamban dirujuk, karena kondisi kakinya darah tidak mengalir (Beku) sehingga luka yang di deritanya semakin memburuk dan terinfeksi.

“Saat di rumah sakit Rafflesia ini, kami keluarga sempat dimarahi oleh dokter spesialis, karena lambat merujuk lantaran lukanya sudah dalam keadaan parah,” tutur kerabatnya Fedizon.

Lanjut Fedizon, Jeksan kakak iparnya itu sudah dilakukan operasi di rumah sakit Rafflesia Bengkulu pada Sabtu (18/2) siang, lukanya kembali dibersihkan dan kembali dilakukan penjahitan.

Selanjutnya, kondisi dari Jeksan masih tidak terlalu membaik, pihak rumah sakit Raflesia Bengkulu menyarankan untuk dilakukan perawatan lebih lanjut. Bahkan, Dokter memberikan pilihan supaya cepat sembuh dengan dilakukan Amputasi.

“Jelas kami keluarga tidak ingin mengambil keputusan itu, jadi kami putuskan untuk dilakukan perawatan di rumah dengan menggunakan obat tradisional,” pungkasnya.

Jeksan yang saat ini keadaannya masih belum stabil, dan sering merintih kesakitan karena luka di kaki kirinya sudah melepuh dan menghitam, sehingga membuat lukanya terinfeksi. Pihak keluarga saat ini sedang melakukan upaya perawatan menggunakan obat tradisional.

Sementara atas kejadian tersebut, Direktur RSUD Tais, Raden Sanata mempersilahkan pihak keluarga pasien untuk melaporkan kejadian itu kepada Aparat Penegak Hukum (APH), kalau saja yang dialami pasien tersebut memang kesalahan dari pihak RSUD Tais.

“Apa yang kami lakukan memang sesuai prosedur, kalaupun tidak sesuai SOP silahkan lapor saja ke APH, tidak usah bersahutan di Media,” kata Direktur RSUD Tais ini, saat media ini menghubungi melalui via telpon, Jumat (24/2/2023).

Masalah ini kata Raden, biarlah nantinya akan dijelaskan penyidik dari pihak kepolisian ataupun Kejari. Hal ini, bisa saja pihak RSUD menyangkal ataupun melakukan pembelaan apa yang telah diucapkan pasien tersebut. Namun tidak etis kalau seperti itu.

“Bisa saja kami melakukan pembelaan atau menyangkal, tapi itu tidak etis, biarlah kami meminta kejelasan dari dokter yang menangani pasien tersebut,” ujarnya. 

Pihaknya lanjut Raden, segera akan memanggil Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) terlebih dahulu, karena dirinya juga hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan pasti apa permasalahan yang telah terjadi.

“Nanti jika memang diperlukan, kita akan undang media untuk menyampaikan ini. Kami akan panggil dulu DPJP yang merawat pasien selama berada di RSUD Tais,” tandasnya. 

Reporter: Deni Aliansyah Putra
Editor: Alfridho Ade Permana

Kategori: Daerah