Fakta atau Opini, Cerdaslah Memilih dan Memilah ?
Featured Image

Fakta atau Opini, Cerdaslah Memilih dan Memilah ?

Diposting pada September 15, 2018 oleh Penulis Tidak Diketahui

Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data.

Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.

Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.

Opini (Inggris: Opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi. (Lihat: simbol logis pada Induksi matematika)

Opini bukanlah merupakan sebuah fakta, akan tetapi jika di kemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah menjadi sebuah kenyataan atau fakta.

Sedangkan Opini publik adalah apa yang sedang hangat, sedang menjadi isu di tengah-tengah masyarakat secara umum, tokoh berpengaruh, partai politik, pemerintah, adalah pihak-pihak yang mampu menyuntikkan sebuah pemikiran, ide, gagasan, agar menjadi opini publik.

Ada perbedaan yang mendasar antara fakta dan opini, meskipun keduanya sering disajikan secara bersamaan atau malah sengaja dikondisikan dan dibuat tumpang tindih dalam ruang media massa.
Pikiran dan perasaan masyarakat itu bisa kita cerna melalui media massa, acara-acara publik, demonstrasi (yang nama lainnya adalah unjuk rasa), ataupun obrolan sehari-hari.

Alaminya, pemikiran atau gagasan yang baik akan menjadi opini yang kuat, tetapi ini tidak otomatis terjadi, adakalanya yang berkembang menjadi ‘opini publik’ adalah ide yang sama sekali buruk dan menjadi ‘opini publik’ karena adanya invisible hand, yaitu kekuatan media massa.

Sehingga timbul adagium, ‘jika ingin menguasai massa, kuasailah medianya,‘ disinilah pentingnya kita memiliki kemampuan membaca pemberitaan media massa secara kritis dan cerdas, agar kita terhindar dari berita atau opini yang menyesatkan, baik itu dalam bentuk berita atas fakta maupun tulisan esai dalam rubrik opini.

Berita-berita yang dicerna harus mempunyai rantai hubungan dengan situasi dan kondisi yang terlibat didalamnya, sehingga kita dituntut untuk mampu berpikir dalam konteks dan frame politik, dengan kata lain, kita dituntut untuk mampu mencari keterkaitan antara kepingan-kepingan informasi yang ada.

Kita harus bisa melihat adanya jalinan antara satu peristiwa politik dan peristiwa politik,yang lain, antara satu pernyataan politik dan pernyataan politik yang lain, antara satu peristiwa politik dan pernyataan politik atau kombinasi dari semua itu. Hal yang penting untuk pertama dilakukan adalah memilah antara fakta dan opini.

Setelah memilah dan memilih antara fakta dan opini, kita harus meracik sejumlah fakta dan/atau opini yang memiliki keterkaitan, jalinan fakta dan opini itu kemudian kita susun menjadi sebuah pesan yang memiliki makna yang utuh, barulah kita bisa menilai dan menyikapi peristiwa yang terjadi secara menyeluruh. (dari berbagai sumber)

Penulis: Freddy Watania
Editor:Riki Susanto

Kategori: Opini