Sejarah Permainan Tradisional Gasing
Featured Image

Sejarah Permainan Tradisional Gasing

Diposting pada July 19, 2023 oleh Penulis Tidak Diketahui

Anak-anak bermain Gaisng, Foto: Dok

Bagi yang merasakan masa kanak-kanak di era 1970-1980-an, tentunya masih mengenal permainan gasing, sebuah permainan tradisional dari Melayu. Permainan gasing  mulai meredup di tengah gemerlapnya permainan modern seperti games online, mobile legend, XboX, hingga augmented reality (AR).

Di masa jayanya, permainan gasing banyak dilakoni anak laki-laki maupun dewasa berbagai daerah suku Melayu. Lalu, permainan itu kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Gasing sendiri berasal dari dua suku kata, yaitu ‘gang’ dan ‘sing’. Dimana ‘gang’ memiliki arti ‘lorong’ atau ‘lokasi lahan’ dan ‘sing’ memiliki arti ‘suara’.

Sejarah permainan gasing dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, dan variasi dari permainan ini telah ada di berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun sulit untuk menentukan asal usul yang tepat, permainan gasing telah menjadi bagian penting dari tradisi dan budaya banyak masyarakat.

Beberapa catatan sejarah yang mencatat keberadaan permainan gasing adalah sebagai berikut:

  • Mesir Kuno

Beberapa temuan arkeologi menunjukkan bahwa permainan gasing telah ada sejak zaman Mesir Kuno, sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi. Beberapa relief dan gambar dinding menunjukkan anak-anak yang bermain dengan gasing, menunjukkan bahwa permainan ini sudah dikenal dan populer pada masa itu.

  • Yunani Kuno

Dalam karya sastra Yunani kuno, seperti “Iliad” dan “Odyssey” karya Homer, ada referensi mengenai permainan gasing. Gasing pada masa itu terbuat dari tanah liat atau logam.

  • China

Di Tiongkok, permainan gasing telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi bagian penting dari budaya rakyat. Permainan ini dikenal sebagai “Diabolo” atau “Kongzhu” dan biasanya dimainkan dengan dua batang dan gasing di antara keduanya. Jenis permainan gasing di Tiongkok mungkin memberikan inspirasi bagi permainan gasing lainnya di berbagai belahan dunia.

  • Jepang

Di Jepang, permainan gasing dikenal dengan nama “koma.” Permainan ini sudah ada sejak zaman dulu dan menjadi bagian dari budaya Jepang. Saat ini, permainan gasing di Jepang juga dikenal dengan nama “beyblade,” yang merupakan permainan modern yang menggunakan gasing khusus dengan mekanisme yang lebih kompleks.

  • Asia Tenggara

Permainan gasing telah menjadi permainan tradisional yang sangat populer di berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia (dikenal dengan nama “gasing”), Malaysia (dikenal dengan nama “gasing” atau “peyeh”), Filipina (dikenal dengan nama “tirador”), dan Vietnam (dikenal dengan nama “quay”).

Seiring berjalannya waktu, permainan gasing juga mengalami perkembangan dan penyesuaian dalam berbagai budaya, termasuk penggunaan bahan-bahan modern dan variasi peraturan main yang berbeda. Meskipun telah ada permainan modern seperti “beyblade,” permainan gasing tradisional tetap menjadi bagian dari identitas budaya dan sejarah suatu masyarakat.

Gasing tradisional pada umumnya terbuat dari kayu dan permainannya dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit pohon. Jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat gasing antara lain menggeris, pelawan, kayu besi, leban, mentigi, dan sejenisnya. Beberapa daerah lain gasing bisa terbuat dari bambu.

Prinsip dasar permainan gasing adalah memutar gasing dengan menggunakan gerakan tangan atau alat pemutar khusus. Tujuan utama permainan gasing adalah membuat gasing berputar selama mungkin atau mengalahkan gasing lawan dengan mengenai atau menjatuhkannya.

Pemain yang gasingnya tetap berputar dalam waktu terlama dianggap sebagai pemenang. Model lain apabila ada pemain yang berhasil mengenai atau menjatuhkan gasing lawan juga dapat ditetapkan sebagai pemenang, tergantung peraturan yang berlaku.

Permainan gasing dapat dimainkan dalam berbagai mode dan variasi, dan seringkali memiliki peraturan yang berbeda-beda tergantung pada tradisi dan budaya setempat. Selain itu, permainan gasing juga telah diadaptasi menjadi mainan dan permainan papan yang lebih modern seperti beyblade di jepang. Beyblade dirancang khusus dengan mekanisme dan fitur tambahan yang lebih menarik.

Reporter: Iman SP Noya

Kategori: Humaniora