Sultan Bachtiar Najamuddin: “Untuk Bengkulu Bagi Saya Pengabdian”

Sultan Bachtiar Najamuddin: “Untuk Bengkulu Bagi Saya Pengabdian”

Diposting pada July 13, 2018 oleh Penulis Tidak Diketahui

Dia adalah politisi, tokoh Muda Bengkulu yang kaya prestasi, selalu tampil bersahaja dan satu lagi ciri khasnya selalu tersenyum dalam setiap kesempatan. Sultan Bachtiar Najamudin banyak refrensi yang sebelumnya telah mengurai tentang sosoknya baik berbentuk analog maupun dalam edisi digital. Kali ini, pada kesempatan yang sangat istimewa, tim redaksi Bengkuluinteraktif.com berkesempatan ngobrol hangat dengan Bung Sultan, apa tema? sudah pasti, politik dan seputar Bengkulu. 

Kesan pertama kali bertemu penuh tutur sapa, penanda akrab. Sebelumnya penulis sudah sering berdiskusi dengan sosok satu ini namun, dalam kapasitas yang berbeda-beda. SBN begitu sapaan akronomiknya. SBN menjamu kami dengan segelas kopi hangat sebagaimana kebiasaan orang Bengkulu di pagi hari. Alumni Universitas Moestopo ini menyambut kami dengan pekikan “merdeka,” “salam pemuda” begitu kata pertama yang terucap. Lebih lanjut, mari kita simak wawancara lengkapnya.

Maju lagi Bang?

SBN: Ya, bagi saya politik itu bukan hanya dinamika tapi lebih dari itu, pergerakannya begitu hangat selalu menemukan hal-hal baru yang dapat kita maknai dalam arti yang positif yaitu sebagai wadah pengabdian kepada masyarakat. Bagi saya maju sebagai DPD adalah wadah untuk memberikan karya terbaik untuk bangsa bukan euphoria apalagi sekedar memenuhi naluri emosional tertentu. Sistem yang kita anut di negara ini telah mengatur secara jelas. Bagi siapa saja yang ingin mewakili kepentingan publik secara sah harus melalui mekanisme yang berlaku, ya salah satunya via pemilu (mencalon atau dicalonkan). 

Sering wacana terlontar tentang eksistensi DPD yang selalu menjadi alamat kritik, banyak kalangan menilai DPD adalah lembaga negara yang tidak bermanfaat bahkan lebih ekstrim DPD sebaiknya dibubarkan saja! Apa komentar Abang?

SBN: Saya pikir tidak begitu pemahamanya, DPD adalah lembaga negara yang tertuang dalam perubahan undang-undang dasar. Perubahan UUD tentu tidak mungkin tanpa perencanaan yang matang termasuk fungsi, tugas dan peran DPD dalam sistem ketatanegaraan kita. Perubahan UUD harus di lakukan dalam forum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), di situ seluruh unsur keterwakilan sudah final. Jadi, pembentukan lembaga DPD pasti sudah matang baik kajian teoritik maupun aplikatif. Tidak boleh ada wacana pembubaran DPD, lembaga ini sangat vital dalam menyuarakan kepentingan daerah. Kalau DPR saja tentu kurang representatif karena tugasnya bukan hanya penyalur aspirasi publik namun, di situ ada fungsi regulasi, anggaran dan lain-lain. Nah, di sini kehadiran lembaga DPD menjadi sangat penting, lembaga ini fokus dalam memperjuangkan kepentingan daerah. 

Apa harapan abang nantinya sebagai senator?

SBN: Saya berpengalaman di DPD hampir satu periode, tahun 2009-2013 sebagai salah seorang pimpinan. Saya dipercaya teman-teman DPD untuk ngurusi komisi hubungan luar negeri. Saya sudah banyak memberikan peran terutama menyuarakan kepentingan Indonesia di tingkat internasional. Namun, dalam kapasitas sebagai wakil daerah tugas utama saya adalah menfasilitasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat Bengkulu.

Sewaktu di DPD banyak sekali yang telah saya lakukan untuk Bengkulu, artinya tugas dan fungsi seorang senator sudah saya jalani, itu bisa juga dimaknai kalau saya sudah memiliki pengalaman. Berbicara soal harapan, tentunya seorang senator harus menjalankan tugas sesuai dengan regulasi yang mengatur. Namun, tidak visioner saya pikir, apabila kita terlalu saklak dalam bertindak tanpa menghadirkan terobosan-terobosan baru. Intinya, melalui DPD saya ingin memperjuangkan kepentingan masyarakat Bengkulu untuk lebih baik lagi dari sekarang. Saya merindukan Provinsi ini setara dengan daerah lain bahkan harus lebih hebat. 

Apa pernyataan itu bagian dari kritik terhadap senator yang sekarang? 

SBN: Kalau dimaknai kritik bisa saja ya. Namun, dalam terminologi berpikir saya, kritik itu adalah sebuah reaksi positif seseorang terhadap objek tertentu yang dalam kapasitas untuk saling memperbaiki dan memberikan solusi bukan untuk saling menjatuhkan. Saya kira seluruh teman-teman calon DPD yang lain memiliki visi dan misi yang berbeda untuk kebaikan Provinsi Bengkulu. Kalau kemudian di situ termuat kritik saya pastikan itu murni untuk perbaikan bukan dalam kapasitas pertarungan yang tidak sehat. 

Refrensi petualangan politik Abang tentu tidak asing bagi kami Namun, bila politik itu dinamis, apa yang menjadi kekuatan abang maju ke DPD di 2019 nanti?

SBN: Dari awal saya sepakat kalau politik itu dinamis bahkan lebih dari itu. Namun, setiap politisi atau figur publik tentu memiliki basis kekuatan politik yang tidak mungkin digerogoti hanya dengan isu-isu apalagi janji-janji. Sederhana saya pikir, pada pemilihan DPD tahun 2009 lalu saya peraih suara terbanyak, angka itu liner dengan perolehan suara Saya pada saat pilgub yang mencapai angka 300 ribu lebih pemilih walaupun saya kalah dengan Pak RM di Pilgub 2015 namun, itu soal lain.

Ada statistik politik yang bisa saya maknai secara emosional dan realistis. Basis suara saya selalu sinkron dengan basis wilayah, komunitas, kesukuan ataupun kelas politik lainnya. Saya melihat basis suara itu relatif konstan bahkan berkembang dan itu bisa saya andalkan. Ringkasnya saya memiliki basis pemilih yang InsyAllah bisa menghantarkan saya sebagai senator. 

Ada faktor lain, sebagai tokoh muda misalnya?

SBN: Waduh…lalau pertanyaanya begitu, saya jadi sombong nanti (sambil tertawa). Kalau bicara tokoh muda saya pikir itu ruang diskusinya sangat panjang sekali. Dalam berbagai dimensi sosok muda tentu memiliki kelebihan tersendiri. Selaku pemuda saya berpandangan bahwa kedepan bangsa ini harus diisi oleh pemuda-pemuda yang memang memiliki kapasitas untuk berbicara di parlemen. Lembaga DPD salah satunya, begitu juga dengan DPR atau pada ruang eksekutif seperti kepala daerah.

Banyak diskursus baru tentang peran pemuda dalam politik dan pemerintahan. Sosok pemuda tidak pernah lepas dalam setiap fase sejarah bangsa ini, pra kemerdekaan, memeperjuangkan kemerdekan dan sampai pada fase mengisi kemerdekaan di situ pemuda selalu mengambil bagian. Kalau ditanya apakah faktor saya selaku tokoh muda berpengaruh? Saya pikir itu bagian dari diri saya, selebihnya silahkan masyarakat yang menilai “tapi harus digaris bawahi ya…pemuda visioner atau sekedar muda” ujar SBN dengan nada bercanda. 

Apa tantangan anak muda di masa depan? Terutama kapasitasnya dalam ruang politik 

SBN: Dalam konteks politik, anak muda harus menyiapkan diri sebagai pewaris generasi di masa mendatang. Suka tidak suka anak muda adalah harapan bangsa ini. Ya selaku anak muda kita harus siap, salah satunya membekali diri dengan pendidikan, tuntutlah ilmu setinggi mungkin hindari citra pemuda yang selalu tercoreng terutama urusan yang negatif seperti narkoba. Oh ya…mungkin teman-teman belum tahu, kita sudah dirikan lembaga filantropis, “Desa Bebas Narkoba” dimana salah satu tujuan didirikanya lembaga ini untuk membentengi teman-teman muda dari pengaruh narkoba. Melalui lembaga ini kita sudah mengkapanyekan anti narkoba ke seluruh Indonesia terutama di desa-desa yang akhir-akhir ini sudah menjadi sasaran empuk peredaran narkoba.    

Apa pendapat anda tentang Bengkulu hari ini? Menurut  kacamata Bang SBN yang akhir-akhir ini banyak beraktifitas di dunia bisnis. 

SBN: Pertama kita harus keluar dari situasi psikologi yang terus menghantui kita karena dialamatkan sebagai provinsi yang tertinggal, termiskin bahkan sering disebut daerah paling korup. Kita harus confident, bahwa kita bisa lebih baik. Mantan Gubernur Agusrin telah merancang sedemikian rupa master plan pembangunan Provinsi Bengkulu namun, sayang beliau harus terhenti (ini tidak perlu penjelasan lebih jauh, karena sampai saat ini kami dari keluarga dan rekan masih bingung soal kasus yang menjerat beliau).

Namun, saya pikir itu masa lalu tapi patut untuk diteladani dan dijadikan pijakan untuk menuju Bengkulu di masa depan. Soal Bengkulu hari ini dalam kacamata saya masih dalam tataran baik dan menyakinkan. Pak Rohidin selaku suksesor Pak Ridwan Mukti tentu memiliki kapasitas yang sangat yang layak, beliau adalah mantan wabup tentu sangat berpengalaman, beliau juga memiliki kapasitas keilmuan yang sangat mumpuni. Membangun harus saling dukung, Saya selalu memberikan support kepada pemerintah sekarang, dalam berbagai kesempatan saya selalu promosi soal Bengkulu terutama soal potensi investasi.  

Lanjut bang, bisnis apa saja yang ditekuni sekarang?

SBN: Banyak sekali…bisnis-bisnis lama di Jakarta masih jalan terus, sambil terus merintis project-project baru yang basisnya tetap kita fokuskan di Bengkulu. Baru-baru ini kita kujungan ke Tiongkok untuk urusan bisnis menjalin kerjasama investasi dengan pengusaha di sana. Saya juga selalu menyempatkan diri berkumpul dengan kawan-kawan pebisnis di luar negeri untuk terus men-develop usaha-usaha saya. kalau detailnya itu rahasia perusahaan, cerita SBN sembari tersenyum dengan penuh semangat. 

Apa komentar Abang untuk Bengkulu di masa mendatang?

SBN: Bagi saya untuk Bengkulu adalah sebuah pengabdian, jadi ruang dan waktunya tidak terbatas. Saya kembali maju ke DPD karena banyaknya dorongan dan niat saya sudah final akan berkarya sepenuhnya untuk masyarakat Bengkulu. Provinsi ini secara geografis cukup baik dengan komunitas masyarakat yang beragam. Di situ saya memaknainya sebagai potensi pembangunan yang harus terus digali lebih jauh lagi agar potensi-potensi itu bisa muncul ke permukaan. Dinamika masyarakat kita juga sangat luar biasa, itu artinya potensi berpikir kita cukup kreatif dan bisa dijadikan sebagai spirit pembangunan.

Banyak lagi hal lain yang belum disentuh secara serius. Sumber daya alam misalnya, kita memilki potensi itu namun belum dikelolah secara baik. Nah, disini dibutuhakan orang-orang yang mampu meng-eksplore potensi-potensi daerah secara luas agar menjadi sumber utama pembangunan. Potensi UKM kita juga sangat menjanjikan belum lagi sektor pertanian dan perkebunan itu semua adalah modal yang kita miliki. Jadi, jangan berhenti bermimpi untuk lebih baik. Yakinlah kalau kita serius InsyAllah Tuhan menunjukan jalan.

Hampir tiga tahun sejak Pilgub lalu Abang kurang aktif di dunia politik? 

SBN: Saya kira itu tidak benar ya. Saya terus memantau perkembangan politik lokal maupun nasional, isu politik terkini saya tidak ketinggalan. Saya ini pendiri IDE (Institute Democracy and Education) Chapter Indonesia bersama kawan-kawan muda alumnus Amerika-Eropa dan China. Di situ saya menjabat sebagai advisory council (Ketua Dewan Pembina). IDE adalah sebuah lembaga nonprofit yang fokus pada pendidikan politik dan pengembangan kepemimpinan, memperkuat peran masyarakat sipil dan mempromosikan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan.

Kita banyak berdiskusi dan membuat program pendidikan kepemimpinan dan politik. IDE memiliki jaringan anak muda di 30 negara dan di Indonesia sendiri perkembanganya sangat pesat. Sudah ratusan event nasional dan global kami selenggarakan dan melibatkan anak muda dunia. Baru bulan lalu kami kumpulkan anak muda lebih dari 30 negara untuk diskusi dan merumuskan beberapa ide besar untuk dunia. Saya juga masih aktif di GLOBE (organisasi parlemen dunia yang konsen terhadap isu lingkungan) GLOBE berkantor pusat di London, Inggris, satu tahun minimal 2 kali kami berkumpul. Saya juga aktif di beberapa organisasi bisnis dan seni seperti HIPII dan PARFI. Saya selalu bergerak dinamis dalam aktifitas sosial politik dan kemasyarakatan. 

Penutup bang, kapan cari pendamping hidup? 

SBN: Aduh…dari awal saya sudah tebak pertanyaan ini muncul, bagaimana ya…kalau soal jodoh itu adalah kehendak Tuhan, itu normatifnya. Namun, menurut saya ada tugas-tugas sebagai tokoh masyarakat yang belum saya selesaikan dan itu jauh lebih perioritas ketimbang urusan jodoh. Saya pikir jodoh bukanlah hambatan untuk menjadikan kita lebih bermanfaat untuk masyarak justru adalah peluang untuk menyiapkan waktu sebanyak-banyak untuk masyarakat. 

Demikian sekilan wawancara singkat bersam SBN.Panjang lebar, namun sangat berkesan, sosok muda yang sudah menjadi tokoh nasional bahkan go internasioal. Sultan Bachtiar Najamuddin, sering juga disapa Bungsu adalah mantan Senator asal Bengkulu Periode 2009-2014, sempat menjadi Wakil Gubernur Bengkulu. SBN adalah cucu pendiri Provinsi Bengkulu, kakak kandungya adalah mantan Gubernur Bengkulu, Agusrin M. Najamuddin. 

Riwayat pendidikanya SBN juga sangat luar biasa, SD Negeri Gedung Agung, Pino Raya Bengkulu Selatan, SMP Negeri Ulu Talo Seluma, SMA Negeri 1 Manna Bengkulu Selatan, SMA Negeri 3 Manna Bengkulu Selatan, Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, dan Magister dari Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama). “Harusnya saya ini sudah doktor tapi padatnya aktivitas membuat saya tidak pernah tamat dan sudah beberapa kali pindah kampus termasuk saya ikuti beberapa program pendidikan di luar negeri” kata SBN. 

Pria muda berparas tampan ini lahir 39 tahun silam, tepatnya 11 Mei 1979. Diusianya yang sangat matang dia memilih untuk single, tentu bukan karena tidak laku namun itu soal pilihan. SBN bukan hanya dikenal sebagai politisi namun, sosoknya juga kental dengan sebutan enterpernuer muda. Lengkap rasanya karunia Tuhan kepada SBN namun yang sangat luar biasa SBN tetap rendah hati. 

“Untuk Bengkulu bagi Saya adalah pengabdian.” Begitu kalimat yang sempat yanga Ia ucapkan. Sengaja kalimat tersebut kami kutip sebagai judul karena sangat kaya makna, sebuah pengabdian adalah ketulusan yang tidak mengenal ruang dan waktu.

Penulis: Riki Susanto
Editor: Freddy Watania

Kategori: Mereka